Sketsa dan Catatan Perjalanan
Sketsa dan Catatan Perjalanan
![]() |
Kegiatan bersketsa di atas kapal menuju Ketapang, Kalbar. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
Saya beranggapan menjadi seorang yang memilih seni
sebagai pilihan hidupnya merupakan hal yang menyenangkan jika benar-benar
menyadarinya. Terlebih ketika pandangan bagaimana keseniannya itu akan di apresiasi dan dalam jalur seni yang seperti apa? sudah ia ketahui. Bagi saya
kesenian tak soal melulu arus besar yang memiliki hingar bingar itu, popularitas
yang berdampak pada tingginya harga seni, serta lingkaran yang selalu mendukung
agar terciptanya pasar yang selalu aman dan layak untuk si pelaku, bukan itu
semua. saya mengklasifikasikan semua hal itu sebagai bonus atas apa yang sudah
kita yakini dan kerjakan. Menurut saya seni lebih elegan jika menyatu dengan
masyarakat awam dan umum. Hidup berdampingan serta saling mengedukasi perihal
seni itu sendiri terhadap satu sama lainnya akan lebih bermakna. Kegiatan ber-sketsa
adalah salah satu cara mengedukasi yang tepat.
Sketsa merupakan modal dasar bagi para pekerja seni untuk dapat Survive dalam berkarya, sketsa merupakan karya yang paling dapat dijangkau oleh semua pekerja seni karna sifatnya yang fleksibel serta dapat dibuat dalam kondisi apapun, karena sifatnya yang seperti itu maka sketsa menjadi salah satu senjata paling ampuh untuk mengedukasi masyarakat awam. Sketsa juga dapat menjadi catatan perjalanan ketika kita berkunjung ke suatu daerah baru, dalam kesempatan ini saya akan membagi sebuah cerita bagaimana saya ketika melakukan perjalanan ke sebuah daerah baru, tepatnya di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Perjalanan menuju Ketapang KalBar ditempuh dengan menaiki kapal Laut.
Alif Edi Irmawan, Momen di kapal #5, Sketsa di kertas, 2021. |
Alif Edi Irmawan, Momen di kapal #6, Sketsa di kertas, 2021. |
Perjalan menuju Ketapang Kalbar ditempuh dengan kapal sekitar 2 hari 2 malam. saya menghabiskan waktu selama dikapal dengan kegiatan bersketsa. sekitar 9 karya sketsa tercipta selama 2 hari 2 malam. terhitung ketika memulai berlayar dari pelabuhan Tanjung Mas Semarang hingga malam sebelum paginya sampai di pelabuhan Sukabangun Ketapang. banyak cerita yang saya dapatkan saat perjalanan yang saya rangkum kedalam postingan Instagram saya. Cerita itu tentang sekumpulan orang kabupaten Semarang yang merantau karena didaerah asalnya lapangan pekerjaan kurang dan masalah yang lainnya juga (klik Momen di kapal #7), sebelum masuk pelabuhan Sukabangun Ketapang, kapal berhenti sekitar 4 jam menunggu air pasang dikarenakan letak pelabuhan yang masuk kedalam.
![]() |
Keraton Tanjung Matan, Ketapang KalBar. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
Sesampainya di Ketapang kami langsung berkeliling kota. salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Keraton Tanjung Matan. tidak seperti di Yogyakarta, keraton ini tak lagi aktif mengelola pemerintahan. para penerusnya hanya menjadi penjaga kebudayaan saja. setidaknya agar artefak dan nilai sejarah tidak hilang dikemudian hari. setelah beberapa hari menginap di kota Ketapang kami bertolak menuju daerah agak pelosok dari daerah ini tepatnya menuju daerah Sungai Pelang.
![]() |
Keluarga Transmigran di Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
![]() |
Keadaan rumah transmigran di Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
![]() |
Suasana kebun sawit di Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
Ketika berada di
Sungai pelang banyak hal yang menarik dalam keadaan yang memilukan, banyak
orang ternyata tak mengerti tentang bahaya sawit.. Beberapa orang jawa
bertransmigrasi dan membuka lahan di daerah Sungai Pelang dengan harapan dapat
rejeki lebih dari apa yang diperbuatnya.. Kisah tentang pembukaan lahan yang
berujung serangan beruang madu dan orang utan bukanlah hal yang tabu. Terkadang
para manusia menangkap hewan itu dengan dalih mengganggu lahan mereka atau
masuk area tempat tinggal mereka..
Begitulah yang diceritakan bapak~bapak transmigran asal Kendal, Jawa Tengah.
Dalam hati saya ingin berkata.. "bukanya yang menjarah dan memasuki hutan
malah anda pak?"
Sebelum saya mengutarakannya, beliau berkata "yah mau gimana lagi mas namanya juga butuh uang". sebelum saya meninggalkan obrolan itu saya menyeruput kopi yang disajikan sembari tersenyum agak kecut terhadap beliau. (klik Momen di hulu #1)
![]() |
Kegiatan sketsa di kebun sawit Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
Alif Edi Irmawan, Momen di hulu #1.Sketsa di kertas. 2021. |
![]() |
Suasana di Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
![]() |
Sungai tempat menghanyutkan kayu di Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. (klik Momen di hulu #4) |
![]() |
Malam hari di Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi |
Alif Edi Irmawan, Momen di hulu #2. Sketsa di kertas. 2021. |
Terlepas semua cerita yang saya dapatkan di Ketapang, kiranya kita sebagai manusia harusnya dapat mawas diri. terlebih bersikap sewajarnya dalam kegiatan apapun yang kita lakukan. Akhirnya kita semua juga akan kembali kepada pencipta kita dan akan dimintai pertanggung jawaban oleh-Nya. Kembali lagi dalam hal ini sketsa menjadi alat atau cara lain untuk kita menuliskan kisah atau menarasikan sebuah fenomena. Sketsa disini masih belum akhir karena masih dapat diolah kembali kedalam karya yang lebih serius. akhir kata.. Salam Sejahtera untuk kita semua, semoga Tuhan memeberi rahmat atas kalian semua. salam...
Alif Edi Irmawan. 2021.
![]() |
Berjalan di kampung transmigran Sungai Pelang. 2021. sumber : dokumentasi pribadi. |
Keren mas alif..tidak ada kritik dari mas jopram selain tetap semangat dan sukses 😊👍👍👍
BalasHapusMenarik
BalasHapusMenarik
BalasHapusMenarik
BalasHapus