Awal:Impresi dan Ingatan
 |
Pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace. |
Awal: Impresi dan Ingatan adalah sebuah tajuk pameran yang saya pilih untuk merepresentasikan segala pikiran yang ada di benak saya dalam menyikapi sebuah sketsa kehidupan yang dipertontonkan dihadapan saya. Segala yang nampak nyata serta tidak dibuat-buat yang seharusnya dapat kembali direpresentasikan kepada publik sebagai upaya memberi cerminan kepada publik, dalam hal ini dikhususkan kepada para apresiator yang bukan dari kalangan seni rupa saja.
Tantangannya adalah bagaimana saya harus mempresentasikannya menjadi suatu narasi yang utuh kepada khalayak umum. Akhirnya saya memilih untuk "bercerita" seperti yang dilakukan oleh nenek moyang terdahulu. Mereka tidak pernah bosan memberikan dongeng tentang perihal animisme dan dinamisme memberikan kesan besahaja dan seimbangnya pola kehidupan yang terjadi di masa lalu. Akhirnya, animisme dinamisme yang terjadi di masa lalu menjadi tonggak awal saya dalam memulai sebuah cerita.
 |
Narasi Awal Perdaban dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
Indonesia banyak sekali mitos tentang dewa dewi yang bersemayam di gunung, beberapa dewa dewi itu kadang turun untuk menjelma menjadi raja yang akan memakmurkan daerah disekitarnya, lalu beranak pinak dan menciptakan sebuah peradaban. salah satu situs yang diyakini sebagai tempat tinggal para dewa dewi dan merupakan awal peradaban adalah situs di gunung Penanggungan di Mojokerto Jawa Timur atau biasa dikenal warga sekitar sebagai gunung Pawitra.
Simbol yang muncul dalam penggambaran dari cerita tersebut saya gambarkan dengan sederhana dan dengan material yang sederhana pula. Material yang saya gunakan adalah arang untuk membentuk gelap terang objeknya serta ampas kopi sebagai pewarna untuk meberikan kesan lampau. Pemilihan simbol atau objek yang keluar dalam penggambaranpun disesuaikan dengan aslinya, penambahan objek dengan kesan Surrealism juga tidak begitu banyak dan hanya dijadikan poin untuk memperkuat cerita yang dibuat. Segala penunjang dalam pameran ini juga diusahakan dengan cara "Berkelajutan/Sustainabelity" agar dapat memperkuat konsep dan gagasan.
Media gambar utama adalah dinding galeri : terinspirasi dari gambar orang-orang di masa prasejarah ketika menggambar dilangit dan dinding goa sebagai salah satu cara untuk ritual kepercayaan.
Media gambar pendukung adalah kertas daur ulang : dimaksudkan untuk mengurangi dampak dari limbah kertas yang begitu banyak serta mengkampanyekan pola hidup 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
Arang atau Charcoal handmade : digunakan untuk mengurangi limbah kayu hasil potongan di sekitar lingkungan agar dapat memiliki nilai guna artistik yaitu sebagai alat gambar.
Semuanya muncul secara organik dan saling merespon satu dengan yang lainnya, sehingga alur gambar yang sudah tercipta sebelumnya dapat dilanjutkan menuju cerita yang lainnya. Pada awal cerita diperlihatkan beberapa simbol seperti bivak untuk berteduh sembari menunggu lahan yang telah siap untuk ditanami palawija sebagai simbolisasi ketahanan pangan di masa lalu.
Ada juga penggambaran sosok yang dimaksudkan sebagai Ibu Bumi yang menengadahkan tanggannya ke langit sebagai perwujudan doa yang baik kepada sang Ilahi, ia berdiri diantara pohon tumbang dan pohon yang tegak berdiri sebagai simbolisasi bahwasanya seorang ibu tetap ada dan mendampingi kita disaat apapun keadaannya, ia meneduhkan dan merawat serta menjadi seorang yang bijak dalam memberi petuah melalui tanda-tanda alam yang ada.
.jpeg) |
Detail objek dalam mural pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
 |
Penggambaran ibu bumi dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
 |
Ilustrasi surat Al-Baqarah ayat 30 dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
Mengutip salah satu ayat suci dalam Al-Qur'an yaitu surat Al-Baqarah ayat 30 "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.""dari ayat tersebut maka berlanjutlah cerita tersebut ke arah bagaimana manusia menyikapi posisi dalam lingkungannya.
.jpeg) |
Fase manusia memulai membangun peradaban dan menemui rintangan dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
|
 |
Simbol mata dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
|
Dalam hidup segala sesuatunya haruslah seimbang, karena segala gerak dan tingkah laku manusia sejatinya selalu diawasi. tidak perlu jauh-jauh membahas tentang malaikat ataupun Tuhan yang selalu mengawasi kita sebagai manusia. Alam sendiri sebenarnya mengawasi segala tingkah laku manusia. bagaimana manusia memperlakukan alam, apakah perlakuan itu baik atau buruk. Dari hal tersebut juga sudah bisa di tebak akan bagaimanakah alam memberi timbal balik kapada manusia.
Hukum sebab akibat adalah hal yang tak dapat dipungkiri, percaya atau tidak itu sudah merupakan siklus alam yang nyata. Nenek moyang kita selalu becerita tentang serba terbatasnya kehidupan di masa lalu namun dalam hal pangan mereka selalu berkecukupan. Salah satu bukti nyata jika pola kehidupan dapat dikelola dengan benar dan bijaksana maka akan berdampak baik bagi manusia itu sendiri. Dengan catatan dilarang tamak dan serakah, karena tamak dan serakah adalah awal menuju kehancuran.
 |
Ilustrasi pemaknaan hidup manusia dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
Selain pola hidup keseharian, hal yang dapat diambil contoh adalah bagaimana para nenek moyang kita membangun infrastruktur untuk menunjang keseharian mereka. mengutip pernyataan dari arsitek Eko Prawoto "Arsitektur itu sebenarnya tidak berdiri sendiri. Sebuah karya arsitektur jangan sampai menjadikan lingkungan di sekitarnya sebagai objek, tapi juga sama-sama menjadi subjek." dari pernyataan beliau bisa disimpulkan kita sebagai manusia tidak cukup hanya membangun tanpa memikirkan lingkungan sekitar, sehingga apa yang dibangun tidak merusak alam atau hanya sekedar yang penting jadi. tetap harus dipikirkan secara matang seperti yang dilakukan oleh para nenek moyang terdahulu.
Puncak pencapaian dari kehidupan manusia adalah dapat beguna dalam masyarakat, memberikan sumbangsih ide dan pengetahuan yang dapat terus diturunkan kepada generasi penerus. menurut saya itu adalah pencapaian yang tidak dapat diganggu gugat dan nenek moyang terdahulu sudah melampauinya, bagaimana mereka menurunkan pengetahuan mereka secara turun temurun, contoh pencapaian itu berupa sebuah sistem yang dinamai "Pranoto Mongso" dalam budaya jawa dan ada beberapa penamaan lainnya diluar jawa yang intinya serupa dengan Pranoto Mongso.
Pranoto Mongso meliputi banyak hal diantaranya:
- Sistem penanggalan (hari,bulan dan tahun)
- Sistem tanam menanam
- Sistem membaca arah mata angin
dari Pranoto Mongso ini juga berkembang menjadi ilmu Titen/ tanda yang melahirkan ilmu Primbon. sebegitu besar ilmu yang diwariskan oleh nenek moyang kita untuk di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Supaya menjadi acuan agar kehidupan menjadi seimbang, tidak berat sebelah bahkan merugikan entitas selain manusia itu sendiri.
 |
Fase puncak dalam kehidupan manusia dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
Naik dan turun dalam fase kehidupan manusia adalah hal yang lumrah, setiap manusia memiliki masalah yang sama, hanya waktunya saja yang berbeda. Selama berpegang teguh pada prinsip kehidupan yang baik niscaya halangan serta rintangan yang dijumpai akan dapat dilalui dengan mudah. Ilmu yang telah diwariskan oleh para nenek moyang kita adalah kunci agar manusia dapat melalui segala permasalahan yang datang silih berganti. Dalam mural yang disajikan dalam galeri Tujujati, fase naik turunnya kehidupan itu disimbolkan dengan lanskap hutan belantara, serta sungai yang deras arusnya. Apapun rintangannya jika manusia dapat bepikir secara tenang dan bijak ia akan menciptakan serta mengupayakan sebuah pemecahan masalah yang disimbolkan dengan rakit bambu. Dari narasi tersebut harapannya manusia dapat memahami segala apa yang ada dalam kehidupan ini adalah sebuah siklus yang dapat mamatangkan jiwa dan raga setiap manusia menjadi lebih baik. selama manusia itu sadar akan apa yang sudah ditetapkan kepada mereka. |
 |
Detail mural dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
|
Setelah semuanya dilalui dengan sadar dan tidak tergesa-gesa maka manusia akan segera menemuai akhir. Menariknya kita dapat membuat akhir kisah itu seperti apa? yang jelas setiap manusia ingin sebuah akhir yang indah dalam kehidupannya. tidak tersesat, hilang dan dilupakan. Saya menganalogikan serta saya gambarkan dalam mural sebagai muara sungai yang akhirnya sampai pada lautan lepas, pertemuan antara arus sungai dan laut yang menyatu membuat sebuah irama yang menenangkan.
Terkadang beberapa orang tidak pernah tahu asal muasalnya, tanpa disadari tiba-tiba lahir lalu dipaksa untuk menjalani sebuah kehidupan. Sayangnya kita bukan nabi Adam yang ketika di usir dari surga oleh Tuhan, namun tetap diberi petunjuk secara langsung oleh Tuhan melalui perantara malaikat Jibril. Juga patut disyukuri, dari nabi Adam juga banyak lahir orang-orang yang sadar akan ke-Esaan Tuhan yang dengan senang hati menciptakan sistematika tentang kehidupan melalui tanda-tanda alam, yang hari ini kadang ditengarai sebagai praktek animisme dan dinamisme di masa lalu.
 |
Fase menuju akhir dalam kehidupan manusia dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
|
Akhirnya "cerita" kebesaran nenek moyang kita ditutup dengan doa-doa yang baik, sebagai perwujudan rasa syukur dan terimakasih akan ilmu yang sudah diturunkan selama berabad-abad lamanya hingga hari ini. Tidak lupa juga sebagai manusia yang hidup pada hari ini kita tidak boleh meninggalkan keilmuan dan prinsip hidup yang sudah diwariskan oleh para nenek moyang kita. agar dapat hidup bersahaja dan selaras dengan alam.
 |
Ilustrasi sebelum kehidupan dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
|
 |
Ilustrasi awal kehidupan dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
 |
Ilustrasi kehidupan manusia dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
 |
Ilustrasi akhir kehidupan dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
Sebuah akhir adalah keniscayaan, mengusahakan akhir yang indah adalah keharusan. Terlepas kehidupan dunia hanya senda gurau belaka, namun penting juga. Begitupun manusia yang seharusnya dapat mengikuti filosofi tumbuhan. Tumbuh dalam hening ditemani embun pagi yang dingin, besar dengan penuh harapan dapat menaungi segala isi bumi, memberikan buah-buahan yang segar lagi bergizi, rindangnya dedaunan meneduhkan para gembala yang letih. Bilamana tumbuhan itu mati daun-daunnya dapat memebrikan nutrisi bagi tumbuhan muda yang sedang bertumbuh, batangnya yang kuat dapat menjadi rumah bagi segala mahkluk yang membutuhkan tempat bernaung. Serupa dengan nenek moyang kita yang segala peninggalannya masih berguna bagi kita generasi penerusnya.
 |
Fase akhir dalam kehidupan manusia dalam pameran tunggal Alif Edi irmawan "Awal: Impresi dan Ingatan". sumber: dokumentasi Tujujati Artspace.
|
Maka kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas. seperti air sungai yang tak pernah ragu menyatu dengan air laut diakhir siklus hidupnya dan hidup kembali sebagai hujan yang menyuburkan tanah serta tumbuhan yang kering. Harapannya segala kebaikan selalu mengiringi kehidupan kita di hari ini, seperti rasi bintang Waluku di akhir mural ini, yang bersinar terang di langit, selalu menunjukan arah barat di sepertiga malam yang gelap, sehingga para nelayan tidak pernah tersesat ditengah ombak samudra yang luas. Layaknya Tuhan yang senantiasa memberikan petunjuk-Nya bagi mereka yang sadar akan tanda-tanda Kebesaran-Nya. Semoga..
Surabaya, 9 Maret 2025
Alif Edi Irmawan
AWAL: IMPRESI dan INGATAN.
Pameran Tunggal Alif Edi Irmawan.
Kurator oleh : Dimas Tri Pamungkas
Menejer Galeri : Nabila Warda Safitri
18 Agustus - 18 September 2024
Venue : Tujujati Artspace
Jl. Samanhudi no. 17, Kemuteran, Pekelingan, kec. Gresik, kab. Gresik. Jawa Timur, Indonesia.
Terimakasih kepada:
Tuhan yang MAHA ESA, TUJUJATI Artspace, Firyal Muhammad, Mas Hafizd Bleki, Cak Novan Efendi a.k.a Opank, Mas Bahari, Mas Gata, Cak Gendeng, Kru Kammari, Raka Valdiansyah, Deddy Rombeng, Ricky Brengos, Mbak Ami Tri, HANDPROV, Palka Kreatif, Institut Seni Tambak Bayan, Sasenitala Konservasi Alam dan Budaya, dan khalayak seni yang sudah hadir dalam pameran ini.
Memorable
BalasHapusSemoga bisa memberikan dampak yang baik bagi mereka
BalasHapusApakah peran seniman hanya sebatas pemantik saja?
BalasHapus