Trilogi Ke-ormasan yang maha esa
![]() |
Alif Edi Irmawan, "Trilogi Ke-ormasan yang maha esa", 2020. |
Seri Trilogi Ke-ormasan yang maha esa
Karya ini saya ciptakan untuk
merespon keadaan sosial politik di Indonesia serta menjadi sub projek dalam
projek Tambak Lorok.
Indonesia negara dengan sistem
politik Demokrasi ini memiliki banyak sekali partai politik yang tersebar
disetiap propinsinya. Hal menariknya adalah di negara ini partai politik
memiliki simpatisan atau pengikut yang sangat fanatik, terkadang karena
kefanatikannya menjadikan kepentingan partai diatas segalanya dengan
menghalalkan berbagai macam cara. Hal yang paling nampak adalah “Baju Partai”
sebagai identitasnya. Di kampung Tambak Lorok sebenarnya partai politik tidak
memiliki simpatisan yang tetap meskipun sering dikaitkan dengan partai
berlambang Banteng karna kebetulan merupakan partai terbesar di kota Semarang. Di
Tambak Lorok itu tidak berlaku, sehingga menjadikan lingkungan di daerah
tersebut menjadi banyak warna, imbas dari berkibarnya banyak bendera partai.
Dalam setiap aktivitas di kampung
Tambak Lorok hampir semua masyarakatnya memakai baju partai untuk berkegiatan,
dari anak kecil hingga dewasa bahkan lansia juga memakainya. Baju partai
tersebut memang diberikan oleh oknum dari partai politik untuk menggalang suara
agar partainya dapat memenangkan suara dalam setiap pemilihan umum yang
diadakan setiap tahunnya. Baju-baju itu diberikan disertai sejumlah uang dan
sembako untuk merayu masyarakat Tambak Lorok agar memilih partainya. Namun yang
terjadi adalah sebaliknya. Uang dan sembako di ambil namun suara pemilih belum
tentu terjamin. Begitulah kondisi di Tambak Lorok. Begitulah juga kondisi
sosial politik di Indonesia.
The Trilogy Series of the One and Only Unity
I created this work to respond to the socio-political
situation in Indonesia as well as a subject in the Tambak Lorok project.
Indonesia, a country with a democratic political
system, has many political parties scattered in every province. The interesting
thing is that in this country political parties have very fanatical
sympathizers or followers, sometimes because their bigotry makes the interests
of the parties above all else by justifying various methods. The most visible
thing is the "Party Dress" as its identity. In Tambak Lorok village,
political parties actually do not have regular sympathizers, although they are
often associated with the party bearing the Banteng symbol because it happens
to be the largest party in the city of Semarang. In Tambak Lorok this does not
apply, so that the environment in the area has many colors, as a result of the
flying of many party flags.
In every activity in Tambak Lorok village, almost all
of the people wear party clothes for activities, from small children to adults
and even the elderly also wear them. The party clothes are indeed given by
individuals from political parties to raise votes so that their parties can win
votes in every general election that is held every year. The clothes were given
along with a certain amount of money and basic necessities to persuade the
Tambak Lorok community to vote for their party. However, the opposite happened.
Money and basic necessities are taken, but the votes of the voters are not
guaranteed. That is the condition in Tambak Lorok. That is also the
socio-political condition in Indonesia.
Alif Edi Irmawan,2020.
![]() |
Alif Edi Irmawan, "Hiburan Murah", Ink,Acrylic and Ecoline on Canvas, 80x60cm,2020. |
![]() |
Alif Edi Irmawan, "Menatap Cakrawala", Ink,Acrylic and Ecoline on Canvas, 80x80cm,2020. |
![]() |
Alif Edi Irmawan, "Hasil Laut", Ink,Acrylic and Ecoline on Canvas, 80x80cm,2020. |
Komentar
Posting Komentar