Tambak Lorok Project


Bersama Plt. Lurah Tanjung Mas, kota Semarang. Juni 2019.
(Harits, Plt Lurah Tanjung Mas, Sekertaris Lurah, Alif)


Projek Tambak Lorok adalah sebuah kegiatan yang saya lakukan selama 1 bulan (April-Juni 2019) bersama teman-teman BEM ISI Yogyakarta bersama SASENITALA bekerjasama dengan LPUBTN (Lembaga Pendamping Buruh Tani dan Nelayan) Keuskupan Agung Semarang. Kegiatan ini bertujuan memberdayakan masyarakat kampung Tambak Lorok, Kelurahan Tanjung Mas, kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. poin poin yang dilakukan antara lain adalah:

  • Memberikan Pelatihan Branding Produk UMKM
  • Melatih Tari anak-anak kampung Tambak Lorok
  • Melatih grup Musik anak-anak kampung Tambak Lorok
  • Mengemas acara Sedekah Laut Kelurahan Semarang Utara
  • Membantu mempersiapkan POKDARWIS Tanjung Mas ke tingkat provinsi 
Dari kegiatan ini menghasilkan satu seri karya Realitas Kaum Marginal Urban yang berada dalam kawasan tersebut, saya beranggapan Seni sebagai penyadaran sangat penting manfaatnya bagi masyarakat luas. terutama mengolah hasil riset yang bersumber dari realitas kaum   perkotaan dengan segala problematika yang terdapat di dalamnya, karena sangat penting bagi seniman bersinggungan langsung, memposisikan objek sebagai subjek hingga dapat terwujud sebuah dialog dengan objek yang akan ia angkat dalam gagasan penciptaan karya seni. Metode Representatif dengan pemahaman Realisme Sosial sebagai landasan pemikirannya, serta teknik realistik dipadukan dengan genre Surealisme hasil fantasi dari alam bawah sadar digunakan sebagai bahasa rupa yang dipakai dalam menciptakan karya seni.  Segala simbol yang di dalamnya terdapat paradoks dan ironi tentang realitas kaum marginal pesisir Semarang dikomposisikan sehingga terwujud sebuah narasi utuh yang memiliki awal dan akhir, dalam bentuk karya seni lukis bernuansa hitam dan putih yang erat dikaitkan dengan kehidupan.


The Tambak Lorok project is an activity that I did for 1 month (April-June 2019) with friends BEM ISI Yogyakarta with SASENITALA in collaboration with LPUBTN (Farmers and Fishermen's Assistance Agency) Semarang Archdiocese. This activity aims to empower the community of Tambak Lorok village, Tanjung Mas Village, North Semarang sub-district, Semarang City. The points that will be carried out include:

  • Providing UMKM Product Branding Training
  • Dance training for children in Tambak Lorok village

  • Help prepare POKDARWIS Tanjung Mas to the provincial level

  • Packing the North Semarang Village Sea Almsgiving event

  • Training the Tambak Lorok village children's music group


From this activity resulting in a series of works on the Realities of Urban Marginalized People in the area, I think that art as awareness is very important for its benefits to the wider community. especially processing research results that originate from the reality of urbanites with all the problems contained in it, because it is very important for the artist to have a direct contact, positioning objects as subjects so that a dialogue with objects can be realized in the idea of ​​creating works of art. The Representative Method with the understanding of Social Realism as the basis of its thought, as well as realistic techniques combined with the Surrealism genre, the result of fantasy from the subconscious is used as the visual language used in creating works of art. All symbols in which there is paradox and irony about the reality of the marginalized coastal communities of Semarang are composed so that a complete narrative has a beginning and an end, in the form of black and white paintings that are closely related to life.


Tambak Lorok Series :

Alif Edi Irmawan, "Bertahan", Ink, Ecoline, Acrylic on Canvas, 70x70cm, 2020.

Alif Edi Irmawan, "Artefak", Ink, Ecoline, Acrylic on Canvas, 70x70cm, 2020.


Alif Edi Irmawan, "Peneduh", Ink, Ecoline, Acrylic on Canvas, 70x70cm, 2020.


Alif Edi Irmawan, "Sampah Siapa", Ink, Ecoline, Acrylic on Canvas, 70x70cm, 2020.


Alif Edi Irmawan, "Lahan Bermain", Ink, Ecoline, Acrylic on Canvas, 70x70cm, 2020.


Alif Edi Irmawan, "Malam tak Pernah Diam", Ink, Ecoline, Acrylic on Canvas, 70x70cm, 2020.


Saat berada di kampung Tambak Lorok saya menemukan banyak hal yang menggugah perasaan saya khususnya dalam berproses kreatif. disana saya menemukan hal baru yang menurut saya ini harus di tuangkan kembali dalam bentuk karya seni. besar harapannya ini dapat menggugah para apresiator agar dapat memiliki kesadaran bagaimana seharusnya hidup itu disyukuri. setidaknya untuk saya sendiri hal itu akan berlaku. 

While in Tambak Lorok village, I found many things that inspire me, especially in the creative process. there I found new things that I think should be poured back into the form of art. He hopes that this can inspire appreciators to have an awareness of how life should be grateful. At least for myself it will.

Alif Edi Irmawan. 2019.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa dan Catatan Perjalanan

Trilogi Ke-ormasan yang maha esa

Tentang Perempuan #2